Penelitian Kedua di Goa Batu



Upaya Pelestarian Goa Batu sebagai Destinasi Kesejarahan Lokal
( Sabtu, 01 Oktober 2016 )

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Lubuklinggau yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Sejarah Bumi Silampari (KPS-BS) melakukan survei dan penelitian awal ke sebuah peninggalan sejarah yaitu Gua Batu yang terletak di Taba Cemekeh Belakang, Kecamatan Lubuklinggau Timur. Jarak antara kampus ke Goa Batu berkisar antara 4-5 km, dari SMPN 14 masih harus menempuh jarak dengan berjalan kaki sejauh sekitar 2 km untuk menuju lokasi. Pada kesempatan ini, ikut serta siswa/i pramuka beserta guru dari SMPN 14 Lubuklinggau sebagai partner kerja penelitian dan Mahasiswa PPL yang melakukan pengabdian disana. Sekitar 30 orang yang berpartisipasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah kinerja tim untuk menggali peninggalan di gua Batu ini.
Dari keterangan masyarakat sekitar, dahulu gua ini pernah digunakan sebagai tempat persembunyian ketika rakyat Indonesia berperang melawan penjajah kolonial Belanda. Dan perlu diketahui pula bahwa gua ini ditemukan pintu berupa lubang besar sebagai tempat masuk kedalam, dan diujungnya pasti ada tempat keluar, jadi perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kebenaran yang ada.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, diperkirakan gua Batu ini merupakan pilar dari zaman prasejarah, dapat dibuktikan dengan lempengan-lempangan dinding gua yang masih digunakan dan stalaktit-stalaktit yang masih berfungsi. Gua Batu ini memiliki panjang ±200 meter dan tinggi ±7 meter lalu mengerucut kedalam, sebab gua ini memanjang dari tiap masing-masing sisi. Dari sisi tampak depan, ditengah gua terdapat sebuah lubang berdiameter sekitar 80 cm yang bisa dimasuki oleh remaja saja. Karena hanya kedalaman 3 meter yang dapat dimasuki sebab semakin kedalam maka lubang gua semakin menyempit. Namun kedalaman gua secara keseluruhan tidak dapat dipastikan karena memerlukan waktu dan juga biaya dalam mendukung penelitian ini.
Kita perlunya uluran tangan dan perhatian khusus dari pemerintah dalam membantu proses penelitian ini agar dapat mengetahui lebih dalam apa yang ditinggalkan oleh gua Batu ini dan dapat dijadikan basis destinasi wisata kesejarahan lokal dengan maskot “Pesona Indonesia” untuk meningkatkan nilai perekonomian masyarakat disini.
Diharapkan penelitian ini tidak cukup sampai disini, sebab masih banyak yang harus dilakukan sebagai tindak lanjut dari proses penelitian ini, dengan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam mengupayakan pelestarian peninggalan sejarah yang ada di Lubuklinggau. Sementara itu peninggalan sejarah yakni gua Batu ini dapat dijadikan materi pembelajaran sejarah lokal di sekolah-sekolah, terlebih lagi muatan sejarah lokal untuk kurikulum 2013 lebih banyak dibanding dengan sejarah nasional, jadi mendapat porsi tersendiri bagi yang bergerak di lingkup kesejarahan lokal. Dan gua Batu ini pula dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk siswa dalam membantu proses belajar mengajar, agar tingkat kebosanan atau kejenuhan akan belajar sejarah dapat dioptimalkan kembali. Tiada lain dan tiada bukan yang mampu mengangkat potensi sejarah selain kita sendiri atas kepedulian dan kehausan kita tentang sejarah yang notabene bergerak di bidang tersebut.

Gambar 1.1
Photo Gua Batu Tampak Dekat


Gambar 1.2
Photo Gua Batu Tampak Jauh 



Gambar 1.3
Photo Bersama KPS-BS bersama siswa/i Pramuka SMPN 14 Lubuklinggau 
dan Mahasiswa P3 STKIP PGRI LLG di Goa Batu



Gambar 1.4
Photo Bersama KPS-BS 
dengan Bapak Ravico, M.Hum dan Agus Susilo, M.Pd



Gambar 1.5
Di terbitkan di Koran 
 

 



Komentar

  1. Mohon maaf sebelum nya .. kalau mau penelitian harus yg jelas cerita tentang goa batu .. kerna masih ada ahli waris cerita gua batu sejarah peninggalan penyege tedung mandi api

    BalasHapus

Posting Komentar